Dampak Corona, Ribuan Penghuni Warnet di Jepang Terpaksa Menggelandang

Dampak Corona, Ribuan Penghuni Warnet di Jepang Terpaksa Menggelandang
Gambar

Ribuan penghuni kafe internet (warnet) di Jepang terpaksa hidup menggelandang tanpa tempat tinggal setelah banyak kafe internet di beberapa kota besar terpaksa harus menutup usahanya akibat dampak dari pandemi wabah virus corona. Otoritas Pemerintah Jepang juga dilaporkan tengah bergegas mencari solusi untuk menampung mereka-mereka yang menjadi tunawisma 'dadakan' ini.

Mungkin beberapa di antara kalian sudah ada yang tahu kalo di Jepang, kafe internet telah menjadi primadona bagi mereka yang menginginkan 'tempat tinggal' dengan biaya lebih murah. Karena biaya untuk beli/sewa hunian di Jepang sangat tinggi, ada beberapa masyarakat Jepang yang lebih memilih untuk menyewa ruangan kafe internet untuk dijadikan tempat tinggal.

Dampak Corona, Ribuan Penghuni Warnet di Jepang Terpaksa Menggelandang
Gambar

Tentu kafe internet di sana tidak bisa kita bandingkan dengan warnet-warnet pinggir jalan yang biasa kita temui di sini. Beberapa kafe internet di Jepang memiliki fasilitas senyaman kamar pribadi dan buka 24 jam. Jadi tidak hanya bisa puas internetan atau main game di komputer saja, tapi kita juga bisa tidur, makan, nonton TV, bahkan mandi layaknya sedang tinggal di kamar kos. Maka jangan heran kalo ada beberapa orang di sana menjadikan kafe internet sebagai hunian mereka.

Dampak Corona, Ribuan Penghuni Warnet di Jepang Terpaksa Menggelandang
Gambar

Dampak Corona, Ribuan Penghuni Warnet di Jepang Terpaksa Menggelandang
Gambar


Dampak Corona, Ribuan Penghuni Warnet di Jepang Terpaksa Menggelandang
Gambar

Tapi kini bisnis kafe internet banyak yang harus tutup atas anjuran Pemerintah Jepang demi memutus rantai penyebaran virus corona yang sedang mewabah. Walaupun Jepang adalah salah satu negara dengan jumlah tunawisma terendah di dunia, namun di ibukota Tokyo telah dilaporkan lebih dari 4.000 penghuni kafe internet terpaksa harus mengungsi.

Demi mengatasi hal ini, Pemda setempat mengatakan mereka sedang berupaya untuk menyediakan kamar hotel dan bentuk akomodasi sementara lainnya kepada para pengungsi. Sementara di Saitama, pihak berwenang juga akan menggunakan gedung olahraga untuk menampung 200 orang pengungsi kafe internet.

Pemda Tokyo mengatakan para pengungsi bisa datang langsung ke akomodasi sementara yang telah ditunjuk. Namun faktanya tidak sesederhana kelihatannya, karena ternyata masih banyak pengungsi yang malah ditolak untuk mendapat akomodasi dengan alasan administrasi.

Dampak Corona, Ribuan Penghuni Warnet di Jepang Terpaksa Menggelandang
Gambar

Negara Jepang memiliki jumlah infeksi virus corona yang relatif kecil dibandingkan dengan negara lain. Sebanyak 6.748 kasus telah dikonfirmasi dan 108 kasus kematian terkait virus corona per hari Minggu (12/4). Tetapi belakangan juga ada kekhawatiran baru, dikarenakan baru-baru ini ada lonjakan kasus di Tokyo yang diprediksi dapat menyebabkan wabah berskala besar.

Perdana Menteri Shinzo Abe telah mendeklarasikan keadaan darurat selama sebulan kedepan untuk daerah Tokyo, Osaka dan lima prefektur lainnya. Gubernur daerah setempat kini diizinkan untuk menutup sekolah dan bisnis di daerahnya. Namun tidak ada otoritas hukum resmi yang memerintahkan warga untuk tetap tinggal di rumah.

Selama ini Jepang mengandalkan kesadaran tiap warganya untuk tetap tinggal di rumah atau membatasi jarak dan pergerakan jika harus ke luar rumah. Walaupun tidak ada hukuman formal terhadap warga yang kedapatan masih keluyuran di tengah pandemi.

Referensi


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yomawari: Midnight Shadows PC Game Free Download

Statue Of God Solo Leveling

Anime Terburuk di Fall 2023