Kisah Cinta Tragis, Minamoto no Yoshitsune dan Shizuka Gozen

Minamoto no Yoshitsune

Kisah Cinta Tragis, Minamoto no Yoshitsune dan Shizuka Gozen

Minamoto no Yoshitsune adalah samurai klan Minamoto di akhir zaman Heian yang berasal dari klan Kawachi Genji. Yoshitsune adalah adik lain ibu dari pendiri Keshogunan Kamakura.

 

Minamoto no Yoshitomodan Tokiwa Gozen memberi nama Ushiwakamaru kepada putra ke-9 mereka yang nantinya dikenal sebagai Minamoto no Yoshitsune. Pada tahun 1159, setelah ayahnya ikut dalam Pemberontak Heiji dan tewas, Ushiwakamaru bersama dua orang kakaknya, Imawaka dan Otowaka dibawa lari oleh ibunya ke tengah gunung di Provinsi Yamato untuk menghindari hukuman mati. Tokiwa Gozen akhinya keluar dari persembunyian dan menyerahkan diri kepada Taira no Kiyomori, setelah mengetahui ibu Tokiwa Gozen tertangkap. Sebagai pengganti nyawa ibunya dan ketiga orang putranya, Tokiwa Gozen bersedia dijadikan wanita simpanan Kiyomori.

 

Setelah ibunya menjadi selir seorang kuge bernama Ichiji Naganari, Ushiwakamaru yang waktu itu masih berusia 7 tahun, dititipkan di kuil Kurama. Nama panggilannya saat itu adalah Shanao. Di usianya yang ke-11 (15 tahun dalam versi lain), Ushiwakamaru baru mengetahui identitas dirinya yang sebenarnya. Di usia ke-16, Ushiwakamaru berada dibawah pengawasan Fujiwara no Hidehira yang menjadiChinjufu Shogun di Hiraizumi, Provinsi Oshu. Setelah itu, Ushiwakamaru menjalani upacara kedewasaan (genbuku) di Kuil Atsuta Jing, Provinsi Owari yang dulu merupakan wilayah kekuasaan ayahnya. Sebagai orang dewasa, Ushiwakamaru mendapat nama Yoshitsune. Namanya diambil dari aksara kanji “yoshi” yang turun-temurun dipakai di klan Minamoto, sedangkan “tsune” diambil dari nama Minamoto no Tsunemoto (cucu Kaisar Seiwa).

 

Sedangkan kakak tertua Yoshitsune, Minamoto noYoritomo terus memimpin perlawanan untuk menggulingkan Klan Taira yang disebut sebagai Pemberontakan aman Jisho-Joei. Setelah dewasa, Yoshitsune bergabung membantu Yoritomo dan dengan hasil klan Minamoto berhasil menghancurkan armada Klan Taira. Dalam Pertempuran Don-no-Ura.  Yoshitsune bergabung dalam pasukan Yoritomo bersama dengan Minamoto no Noriyori (saudaranya yang belum pernah ditemui sebelumnya). Yoshitsune bersama Noriyori mengalahkan Taira dalam beberapa pertepuran yang menjadi kunci kemenangan. Lalu pada awal 1184 atas perintah Yoritomo, mereka menyerang sepupu mereka yang bernama Minamoto no Yoshinaka sebagai saingan Yoritomo dalam memerintah klan Minamoto dalam Pertempuran Awazu di Provinsi Omi. Yoshitsune mendapat pangkat jendral saat itu. Lalu setelahnya mengalahkan klan Taira dalam pertempuran Ichi-no-Tani di Kobe pada bulan Maret 1184. Sekali lagi dia memenangkan Pertempuran Yashima di Shikoku pada Maret 1185. Akhirnya klan Taira dapat dihancurkan dalam Pertempuran Dan-no-ura di Prefektur Yamaguchi. Setelah Perang Genpei selesai, Yoshitsune diangkat sebagai Gubernur Iyo. Kaisar Go-Shirakawa menganugerahinya gelar lain. Namun Yoritomo mencium bau yang mencurigakan dan menentang pemberian gelar hingga membatalkannya. Setelah mendapat otorisasi kekaisaran, Yoshitsune bersekutu dengan pamannya Minamoto no Yukiie untuk menentang Yoritomo. Hal ini menyebabkan kemarahan Yoritomo dan membuat Yoshitsune melarikan diri dari Kyoto pada tahun 1185.

Shizuka Gozen
Kisah Cinta Tragis, Minamoto no Yoshitsune dan Shizuka Gozen

Shizuka Gozen atau lebih dikenal sebagai Shizuka-hime adalah salah satu wanita paling terkenal dalam sejarah dan sastra Jepang abad ke-12. Dia adalah seorang shirabyoshi,mereka adalah para wanita penari namun menyembunyikan identitasnya dan menari dengan menggunakan pakaian pria. Mereka menggunakan riasan putih, lipstik merah, topi tinggi dengan rambut terurai dan diikat didekat ujungnya dan berpakaian ala pria. Mereka akan menampilkan pertunjukan musik, mendongeng, bersyair, memainkan drama yang gunanya untuk menghibur tamu. Ibunya, Iso no Zenji juga adalah seorangshirabyoshi. Tempat kelahirannya secara umum diketahui ada di distrik Iso (garis pantai) Kota Aminocho di Provinsi Tango, dimana dia dianggap sebagai salah satu dari “tujuh Putri Tango”. 
 
Pada suatu waktu, Shizuka-hime diundang oleh Mantan Kaisar Go-Shirakawa bersama dengan 99 penari lainnya untuk menari tarian hujan dan menyanyi 100 nyanyian biksu Buddha. Meskipun 99 penari gagal untuk mendatangkan hujan dengan tariannya, namun tarian Shizuka-hime membawa hal yang diinginkan yaitu hujan. Dia dipuji oleh Kaisar dan pada saat itulah ia bertemu dengan Yoshitsune. Pada akhirnya Yoshitsune menjadikan Shizuka-hime sebagai istrinya. Sebenarnya, istri sah Yoshitsune yaitu putri dari Kawagoe Shigeyori, dan Shizuka-hime adalah selir Yoshitsune. Anak Yoshitsune semuanya terdiri dari 3 orang putra dan 2 orang putri, satu-satunya putra Yoshitsune dan Shizuka-hime meninggal saat pelarian Yoshitsune di Kamakura. 
 

Berakhirnya Kisah Minamoto no Yoshitsune dan Shizuka Gozzen
Selama tahun pertama zaman Bunji (1185), Minamoto no Yoshitsune, bersama selirnya Shizuka Gozen, dikejar-kejar oleh kakaknya sendiri yaitu pendiri keshogunan Kamakura, Minamoto no Yoritomo, sampai akhirnya mereka tiba di kuil Yoshimizu dan bersembunyi di dalam Shoin selama lima hari. Setelah muncul perintah dari Kamakura untuk melacak dan membunuh mereka, Yoshitsune dan pengawalnya, Benkei, pergi ke Gunung Omine dengan menyamar sebagai biarawan gunung. Malang, gunung tersebut terlarang bagi perempuan sehingga Shizuka tidak dapat ikut dengan mereka dan hanya ditemani baju perang dan harta benda Yoshitsune beserta senjata Benkei. 
 
Ahirnya pasukan Yoritomo menangkap Shizuka-hime, namun, pada titik ini Shizuka-hime mengandung anak Yoshitsune, Yoritomo menyatakan bahwa jika itu adalah anak perempuan ia dapat hidup dengan damai, tetapi jika itu seorang anak laki-laki, ia akan membuat anak itu terbunuh. Tidak lama kemudian, ketika Shizuka berusia 19, dia melahirkan seorang putra. Adachi Kiyotsune mencoba mengambil anak itu, yang sebaliknya diberikan kepada ibu Shizuka. Dia kemudian melakukan perjalanan kembali ke Kyoto, di mana dia menjadi biarawati Budha. Shizuka kemudian terbunuh, bagaimanapun, bersama dengan dia dan anak Yoshitsune, atas perintah Yoritomo.
 
Menurut beberapa versi cerita, dia tidak menjadi biarawati sekembalinya, juga tidak terbunuh. Atau, dia kembali ke Kyoto dan disambut oleh Hōjō Masako kembali ke kehidupan istana, di mana dia tinggal untuk sementara waktu. Dia kemudian meninggalkan ibu kota sekali lagi, melakukan bunuh diri dengan menenggelamkan dirinya di sungai, meskipun versi berbeda di mana ini terjadi.
 
Sedangkan Yoshitsune akhirnya berjalan ke Hiraizumi, Mutsu sekali lagi untuk melindungi Fujiwara no Hidehira. Dia hidup tanpa gangguan untuk sementara waktu. Putra dari Hidehira bernama Fujiwara no Yasuhira berjanji untuk melindungi Yoshitsune atas permintaan ayahnya yang meninggal. Yasuhira akhirnya menyerah karena tekanan dari Yoritomo dan menghianati Yoshitsune. Dia membawa pasukan mengelilingi kediaman Koromogawa-no-tachi dan mengalahkan pengikut Yoshitsune termasuk Benkei (cerita populernya mati dalam keadaan berdiri). Yoshitsune dipaksa untuk melakukan seppuku oleh Yasuhira. Yasuhira kemudian menjagal kepala Yoshitsune dalam sake dan ditempatkan di peti hitam lalu dikirim ke Yorimoto sebagai bukti kematiannya. Yoshitsune diabadikan di Shirahata Jinja, kuil Shinto di kota Fujisawa.
 
Kisah cinta yang tragis ini diriwayatkan melalui sebuah pentas Kabuki dan Joruri dengan judul Yoshitsune Senbonzakura. Di dalam taman ini juga terdapat lekukan di batu Benkei Chikarakugi yang konon dibuat Benkei dengan cara menusukkan dua jarinya ke batu tersebut sebagai bukti kekuatannya.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yomawari: Midnight Shadows PC Game Free Download

Statue Of God Solo Leveling

Anime Terburuk di Fall 2023